Jam Gadang – wisata kebudayaan Sumatera Barat

Jika di Paris Anda dapat menemukan menara Eiffel, di Mesir Piramid, Anda juga dapat menemukan sesuatu yang unik di tempat wisata di Sumatera Barat, yakni jam gadang. Jam gadang ini merupakan sebuah menara jam yang terkenal di Sumatera Barat. Lokasinya berada di pusat kota di Bukittinggi, wilayah Sumatera Barat. Sekilas tentang jam gadang yaitu jam ini mempunyai jam pada keempat sisinya, oleh karena itu maka diberi nama jam gadang, di mana kata tersebut memiliki arti tersendiri, dari bahasa Minangkabau yang berarti jam besar. Bentuk atapnya sangat menarik, khas dari Sumatera Barat. Mari baca selengkapnya.

Tempat wisata di Sumatera Barat unik

Jam Gadang – tempat wisata di sumatera barat

Di wilayah jam gadang ini benar-benar dilestarikan oleh pemerintah, Anda dapat melihat daerah sekitarnya yang benar-benar terawat, sama seperti menara Monas di kota Jakarta. Begitu pula menara jam gadang di Sumatera Barat ini juga dirawat dan dikunjungi banyak orang dari berbagai daerah. Banyak masyarakat sekitar yang senang nongkrong dan melihat jam yang unik ini baik itu di hari kerja maupun hari libur. Bahkan tidak hanya itu, supaya semakin menarik, sering diadakan acara-acara khusus yang berlokasi di sekitar taman daerah menara jam gadang ini.
Simak juga wisata di bukit tinggi yang bernuansa alam dan budaya

Sejarah jam gadang

Objek wisata menara jam gadang ini dibangun tahun 1826, dan dibuat awalnya untuk sekretaris dari kota Bukittinggi yakni Rook Maker, dan dipersembahkan oleh ratu Belanda (Controleur). Tinggi bangunan ini yakni 26 M. Walaupun menara jam gadang ini pembuatannya diperintahkan oleh orang kolonial, tetapi arsitek bangunan ini adalah orang Indonesia asli yakni Sultan Gigi Ameh beserta Yasin, biaya total yang dihabiskan untuk membangun menara gadang ini sekitar 3000 gulden dengan mata uang saat itu.

Semenjak pembangunannya, bangunan yang satu ini tetap terawat hingga sekarang karena sudah melalui 3 X renovasi, khususnya di bagian atapnya. Namun bentuknya masih sama tidak diubah seperti jaman dahulu, karena ini merupakan sebuah bangunan konservasi yang harus dijaga kealamiannya, kecuali bagian atap dari menara gadang. Dahulu pada jaman Belanda, bentuk atapnya tidak seperti atap rumah adat khas Minangkabau melainkan berbentuk bulat dan ditambahkan objek yang berbentuk patung ayam jantan pada bagian atasnya. Dan ketika jaman Jepang sempat diubah menjadi atap dengan bentuk seperti klenteng. Baru sekarang setelah Indonesia akhirnya diubah lagi menjadi bentuk yang ada saat ini. Sementara itu, bagian bangunannya masih sama tidak diubah, jadi hanya atapnya saja.

Jika Anda berwisata ke daerah ini, Anda dapat memakai kendaraan tradisional andong atau bendi, dengan membayar sekitar 25 ribu s/d 50 ribu rupiah, tergantung jago tidaknya Anda menawar. Sekian artikel tentang tempat wisata di Sumatera Barat, Semoga liburan anda menyenangkan dan berkesan.

0 komentar:

Posting Komentar